Wednesday, May 20, 2009

keep your words, keep your promises

normalnya, setiap orang tua menginginkan anak mereka jujur dan tidak berbohong.
anak belajar dengan mencontoh orang tua dan lingkungannya.
untuk itu mulailah dari diri kita sendiri. jujurlah pada anak-anak kita (disesuaikan dg tingkat pemahaman mereka). peganglah kata-kata dan janji2 kita terhadap mereka. 

kalo merasa gak sanggup menepati, jangan mengumbar janji untuk anak2 kita.
karena seterusnya mereka mungkin jarang akan percaya lagi, mereka juga mungkin akan belajar 'tidak menepati janji' atau 'berbohong.'

saya selalu berusaha menepati kata-kata atau janji saya pada anak. apalagi crystal punya ingatan yang luar biasa tajam. kalo pun saya sampai benar-benar lupa, (*maklum, i'm not a perfect mom*) saya akan memberikan penjelasan yang bisa dia terima dg akal sehatnya. kemudian saya akan menepatinya sesegera mungkin. 

kalo dari awal saya merasa mungkin saya bisa lupa, saya akan bilang ke crystal:
"kalo mama gak sibuk di kantor yah, sayang. kadang-kadang bos besar datang, jadi mama sibuk sepanjang hari. mama akan mengingat-ingat sebisa mungkin untuk melakukannya.
kalo mama sibuk sekali, besoknya saja yah." 

nah, kalo sudah bilang gitu, kalopun bener2 sampai lupa,
dia gak marah. dia bilang, "kalo gitu, besok aja yah, ma?"
nah, besoknya, maknya pantang lupa deh! 

atau kalo dia meminta sesuatu yang memang tidak bisa kita realisasikan, atau kita tidak mau merealisasikan.. berikan penjelasan yang bisa diterima oleh akal sehat mereka. 

misal saja, anak minta dibelikan HP. dan kita merasa usianya belum layak untuk dibelikan HP, maka berikan penjelasan kenapa kita tidak membelikan HP untuknya. gak perlu berbohong dengan mengatakan kita tidak punya uang (padahal kita mampu saja kalo mau membelikan).

crystal senang makan kue tar atau mousse. harga jajanan ini tidak murah. harganya bisa mencapai Rp 20,000 satu porsi kecil. saya bukan tipe yang memanjakan anak secara berlebih. bukan yang kalo anak minta, maka pasti selalu saya penuhi. sekali-sekali saja dibelikan. anak juga harus mulai belajar menekan keinginannya. jangan sampai dia merasa, minta apa saja, pasti diberikan. 

jadi kalo dia minta dibelikan lagi besoknya, saya akan bilang, "itu kan harganya mahal, nak. mama papa mesti kerja buat dapatin uang. jadi gak boleh boros-boros. gak boleh sering-sering makannya. lain kali lagi yah, baru mama belikan." untunglah si sulung adalah anak yang bisa diberi pengertian. 

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 
some similar article for your reference:
Upon birth, a child loves and trusts his parents implicitly.
As a child grows older, they notice things like whether or not their parent lied to them or broke a promise. Even if the child doesn’t mention it, they still file these facts away and for some, the relationship changes.

Lying is the number one reason that kids don’t trust their parents.
The child can overhear you lying to a neighbor or friend, and the impact could be the same.
Breaking a promise, the same as lying, is another reason children don’t trust.
Keep your word to your child at all costs, but when something unexpected prevents you from keeping a promise, sit down and explain the circumstances to the child.

Being a hypocrite is another reason a child will lose trust in you. Pretending to be someone’s friend, then talking about the person behind his back, embarrassing the child in front of people, or laughing at the child’s ideas are other ways to kill their trust.

When a child has made a mistake, but comes to you and tells the truth, make sure he knows how much you appreciate this, be sure the punishment is much lighter than if he had lied or tried to cover up what he did. Once a child sees that he can come to you with problems, he will be more likely to trust you with his troubles in the future.

As children grow into teens, many parents have a habit of looking through their belongings and room. This is a definite way to get your child not to trust you. The child expects you to trust him. when you search through personal belongings, you’re telling the child that you don’t trust him. Trust is usually a mutual thing, and when one doesn’t trust, often, the other won’t either.

if you want to trust your child, and have him trust you, treat him with respect, keep your word, let him know how much you love him, don’t break your promises, don’t be a hypocrite and take the time to explain to the child if something prohibits you from doing what you promised.  

5 comments:

elly.s said...

maksih...
aq merasa diingatkan n ditegur mbaca ini...
Iya..kita kadang suka mecahin masalah dgn berjanji pd anak2...padahal..mereka menanti janji2 kita ituh..

Edi said...

Wah, ini aku harus belajar banyak, aku sendiri belum punya anak, tapi sangat bagus sekali belajar lebih awal. makasih , great article...

Natazya said...

hm...

i've read so much guidelines about being a parent!!!

tinggal nunggu waktunya jadi orang tua beneran nih.. huhuhu

Sarie said...

Bener banget Yen!, aku juga dah gak mau umbar-umbar janji ama Nathan. Selain ingatannya baik, kdg susah ngelesnya kalo udah terlanjur janji trus krn sesuatu & lain hal malah gak bisa memenuhinya.

Sekrg, aku selalu berusaha untuk keep foward, kalo dah janji, pasti ditepati. Dan begitupun kalo mo kasih timeout (reward & punishment) musti konsisten...gak mencle2.

lesca said...

setuju!!
aku juga paling ati2 kalau bikin janji sama anakku. soalnya kalau sampe ga ditepati biasanya dia kecewaaa.... banget.
jadi kalau ga yakin bisa memenuhi permintaannya, mending minta waktu buat mikir dulu aja... dari pada semua jadi sedih :D