salah kaprahsekarang di china rata2 keluarga hanya punya anak tunggal. jadi udah diperlakukan bak harta-karun paling berharga. orang tua dan kakek nenek cenderung memanjakan, melimpahi segala kasih sayang + material. ada kekawatiran, setiap anak jadi dimanjakan.
iparku (abangnya suami) mungkin takut diri sendiri terlalu memanjakan dan merusak anaknya kelak. maka dia berusaha 'strict' ke anak. tapi dia kayaknya salah kaprah... kebalikan dari tidak memanjakan anak bukan berarti jadi harus keras ke anak dan dipukulin kalo nakal atau gak nurut atau gak bisa sesuatu.
anak nakal juga perlu didefinisikan secara jelas. apa latar belakangnya? apa memang benar nakal? nakal menurut orang tua atau kakek nenek? misalnya, anak sengaja menginjak genangan air kotor bekas hujan, dicap nakal (karena repot harus nyuci sepatu/pakaian kotor). padahal mereka mungkin sedang mengeksplorasi hal baru di mata mereka. jangan larang dan "matikan" imaginasi dan kreativitas mereka.
kalo bukan hendak bepergian ke acara penting, biarkan mereka menginjak genangan air kotor itu, manfaatkan hal itu untuk "bermain-sambil-belajar". ajak diskusi, kenapa bisa ada genangan air kotor? airnya dari mana? tanah beceknya dari mana? bisa sambil diajak "belajar" tentang hujan, air, tanah, dll ...
sambil menyelam minum kopi
hal simple macam yang aku sebutkan di atas dan di posting
'nanti kamu aku laporkan polisi' .. seringkali gak kepikiran baik oleh suami, mertua maupun iparku. kedua mertua, gak bisa disalahkan, hasil produk jaman dulu, mereka gak punya akses ke artikel atau buku2 soal parenting, gak punya akses internet/googling.
kalo ngadepin kasus Smarty, case by case, selain ngasih tau ke kedua ipar, sebenarnya aku jg sekalian ngebuka wawasan suami dan kedua mertua. bukan berarti aku jagoan lho.. anggap aja sambil menyelam minum kopi (sayang minumnya bukan cappuccino), soalnya aku jg ikut belajar. suami, kedua mertua dan mama Smarty pikirannya lebih terbuka dibanding papanya Smarty. papa Smarty suka melarang istrinya mencampuri kalo dia lagi 'mendidik' Smarty. mudah2an dia mau mengerti kalo dikasih tau. dia bilang sih dia akan berusaha mengontrol diri dan lebih sabar.
gak semua kasus berasal dari ortu Smarty, ada juga yang dari opa-oma (mertuaku). beberapa kasus yang udah pernah kami bahas/koreksi sejak dari Smarty masih belajar jalan:
* saat belajar jalan, jatuh atau kejeduk, opa dan oma suka mukulin/nyalahin barang yang membuat dia kejeduk (lantai, pintu, meja, lemari, dll.) . diminta gak gitu, takutnya kelak anak belajar menyalahkan orang/benda lain, tanpa melihat apakah dalam diri sendiri ada yg perlu diperbaiki.
* kalo minum susu, botolnya dipegangi opa .. sampai hampir umur 1 tahun. alasan opa waktu itu, dia masih belum bisa. aku bilang, "gak bisa atau gak diajarin?" ternyata butuh hanya beberapa detik, untuk ngajarin dia pegang sendiri botol susunya. sampai sekarang juga minum gelasnya suka dipegangi opa, sampai aku kudu sering2 ngingatin si opa utk membiarkan Smarty melakukan sendiri.
* dulu kalo makan, apapun, dicuil kecil-kecil dan dimasukin ke mulutnya oleh opa. sehingga Smarty punya kemampuan motorik tangan yang sangat lemah. kalo mau nyolokin sedotan, buka bungkusan makanan, masih minta tolong ke Crystal. kadang aku masih ngajarin dia cara nyolokin sedotan atau buka bungkusan makanan. makan apel juga si opa masih suka pegangi apelnya. dan juga sering aku tegur si opa.
* gak bisa pakai sepatu sendiri.
* gak bisa megang pinsil dengan benar.
* suka nyuruh-nyuruh orang lain ambilin barang, sandal, sepatu, dll.
* suka nyuruh orang pakain dia sepatu (padahal udah bisa sendiri).
* banting barang, melempari Crystal dengan mainan. sudah agak jarang terjadi.
* menendang, mendorong atau memukul Crystal, ini sudah aku kerasin, biasanya dengan time- out 5 menit.
* papanya mengatakan Smarty bodoh. mudah2an papanya gak ngulangi lagi.
skrg yang masih jadi pe-er, belum sepenuhnya terpecahkan:
* bicara gagap (suka dibentak-bentak papanya..kudu ngingatin papanya jangan bentak2), sudah agak berkurang dikit. papanya jg gak terlalu bentak-bentak lagi.
* berbohong .. sekarang Smarty suka nuduh kakeknya bohong. kudu pelan2 dikoreksi juga. ortu Smarty, suami dan kedua mertua juga sudah diingatin, jangan mencap anak "pembohong". hindari menggunakan kata ini. katakan pada mereka untuk mengatakan kenyataan sebenarnya. kasih pengertian ke mereka, bahwa kita gak marah terhadap kenyataan yang dia ungkapkan. misal: belum dan gak mau minum, terus dia bilang sudah minum. berikan dia pengertian dan kebebasan bertindak: "kalo kamu memang gak mau minum, bilang gak mau minum. kamu gak akan dipaksa minum. airnya sudah dituangi dan ditaroh di meja, nanti kalo kamu sudah mau minum, bisa minum sendiri." aku selalu berhasil thd Smarty dg cara lunak ini.
* belajar berhitung, dipukul, dijewer atau dibentak papanya kalo gak bisa (papanya sudah dikasih pengertian, mudah2an bisa mengontrol diri)
* sekarang lagi cari metode buat koreksi dia kalo diajarkan sesuatu, gak mau perhatian. di kelasnya, gurunya lagi ngomong, kepalanya menoleh ke mana2, gak perhatian atau gak fokus. mau googling dulu aaaah ...
ada yang punya ide untuk kasus ini?
yg kepikiran, kayaknya dia gak minat.. jadi gak konsen. dan utk bikin dia berminat, metodenya kudu di ubah. tapi kalo di dalam kelas, mana bisa guru nyesuain metode untuk masing2 anak. gurunya cuman satu atau dua, anak didik sekitar 40 orang. mau tak mau, si anak kudu bisa nyerap metode apapun yg digunakan si guru. ya kan ?
satu lagi, papa mertuaku itu memang sayang sekali dengan Smarty, apalagi cucu pertama dan laki-laki pulak .... ! beliau mencurahkan perhatian dan kasih sayang berlebih. berakibat, ortu Smarty jadi lepas tangan, kurang care ke anak mereka.
aku (juga mama mertuaku) sering kali ngingatin ke papa mertua untuk membiarkan kedua iparku lebih aktif menangani anak mereka. kasihan Smarty nanti kurang kasih sayang dan perhatian dari ortunya.
bayangi aja, setiap kali minum air, susu, makan buah, sarapan, makan malam, semua papa mertuaku yang urus, sampai sakit dan minum obat, semua papa mertuaku yang kerjain. kalo mama Smarty selesai duluan makannya, biasanya langsung ngeloyor ke ruang tamu, nonton tipi.
kata papa mertuaku, "mereka gak bisa."
aku bilang, "gak bisa karena gak dibiasain. apa susahnya nuangi air minum? apa susahnya ngasih minum obat? kasih tau aja ke mereka kudu kasih minum berapa cc. masak gak bisa nakar .. cangkir takar juga ada. yang kasihan Smarty, sekarang dan kelak, kurang perhatian ortunya sendiri."
jadi si opa juga punya potensi memanjakan cucu dengan berlebih.
coba teman-teman sekalian..
siapa yang gak bisa nakarin obat untuk diminum .. ntah untuk diri sendiri atau untuk anak (buat yg dah punya anak)? padahal udah dikasih tahu dokter, sehari minum berapa kali, berapa banyak. hayo..tunjukkan tangan kalian! aku yakin 100% gak ada yang gak bisa!
untung anakku gak ditangani papa mertua sepenuhnya. begitu pulang kerja + weekends, aku udah kayak induk ayam, kedua anak langsung di bawah kepak sayap maknya sepenuhnya. hehehee!
untuk Angie dan Crystal, gak ada kasus, botol susu dipegangi opa atau oma. kalo opa kasih buah ke Smarty, kadang sekalian untuk Crystal atau Angie, aku selalu melarang nyuapin mereka langsung ke mulut. Crystal dan Angie harus dibiarkan megang sendiri. untungnya Angie juga gak pernah mau dipegangi. botol yoghurt dari beling pun pegang sendiri. maknya kudu wanti2, jangan jalan2 sambil bawa botol. kudu minum di meja ruang tamu.
si opa sering ngomelin aku, "kamu .. apa2 semua biarin mereka lakuin!" kalo diomelin gitu, aku gak banyak cuap. cuek bebeh. masuk kuping kiri, keluar kuping kanan. gak usah diambil hati. misal kadang biarin mereka main air, biarin Angie berdiri di bangku kecil, 'nemeni' cicinya sikat gigi .. yang penting sambil diawasin aja.