29-Aug s.d. 5 Sep
18-Aug
papaku terkena serangan stroke. yg berakibat terjadi gangguan pada saraf tenggorokan, sehingga tidak bisa menelan, even hanya setengah sendok air putih. namun masih bisa berbicara.
awalnya dirawat di RS di jambi. namun, penanganannya tidak bagus, ketika pemberian 'makanan' via selang, yg dimasukkan melalui hidung ke lambung, papaku muntah. keesokan paginya didapati darah beku pada ujung selang. kami menduga, selangnya salah masuk, bukannya ke lambung, tetapi ke paru2, sehingga menyebatkan lecet dan luka pada paru2.
malamnya sudah diputuskan untuk membawa papa ke jakarta.
19-Aug
papaku masuk ke UGD di RS Pantai Indah Kapuk. setelah keadaan stabil, dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. kondisinya mulai membaik, dan mendapatkan fisioterapi dan terapi wicara/telan. namun masih harus 'makan' melalui selang dari hidung ke lambung.
29-Aug
aku tiba di jakarta. kondisi papaku juga terlihat mulai membaik. dokter sarafnya, Dr. Alfred Sutrisno, juga menyimpulkan bahwa papaku sudah boleh keluar dari RS. sehingga direncanakan pulang tgl 2 sep dan akan dibawa ke balik papan (BPN), tinggal di rumah abangku. untuk selanjutnya akan menjalani fisioterapi dan akupuntur.
31-Aug
malam harinya, papaku terkena sesak napas. sehingga kepulangan pun diundur. tiket dibatalkan. dibook ulang utk tgl 6 sep.
2-Sep
papaku benar2 dalam kondisi paling top sejak kedatanganku di jakarta. kita sampai mikir, wah, seandainya tiketnya gak dibatalkan, udah bisa pulang. papaku malah sempat bilang, pesawatnya jam berapa? kita langsung ke BPN aja.
3-Sep
sejak pagi papaku terserang sesak napas, karena dahak yang berlebihan di tenggorokan dan paru2nya. memang sebelumnya pulmonologist RSPIK, Dr. Danche Andri Theno mengatakan ada pneumonia, infeksi dan bleeding di paru2 papaku dan coba diobatin. obatnya katanya dipilihkan yg paling mahal: zythromax dan ronem.
pasien stroke umumnya kebanyakan terbaring dan gak banyak bergerak, sehingga gampang sekali terkena pneumonia/paru2 basah. jadi sebaiknya untuk pasien2 stroke, harus banyak didudukan, kalo bisa. atau badannya sering dibalik kiri kanan, tidur menyamping. sambil sesekali ditepuk pelan2 dadanya atau punggungnya. kalo bisa, dibawa dengan kursi roda untuk dijemur.
papaku memang sejak bertahun2 lalu, memang punya riwayat 'penyakit' dahak. tapi masih dalam batas bisa ditolerir.
sejak pagi, dahaknya berlebihan sehingga susah bernapas. dan sejak pagi, terhitung sudah 3 kali di-treatment (nebulizer) sebanyak 3 kali. juga suction terhadap dahaknya sebanyak 2 kali. tapi dahaknya tetap tidak berkurang. akhirnya dokter jaga memutuskan memasukkan papaku ke ICU. alasannya, dahak berlebih ini bisa menyebabkan gagal napas, sehingga tindakan medis bisa segera dilakukan di ICU.
selama 5 hari pertama, tanggul air mataku selalu bisa dikendalikan dg baik. (*suatu 'prestasi' yg luar biasa, soalnya aku adalah orang yg memiliki kelenjar air mata paling 'tipis' alias dikit2 nangis, baca cerita sedih aja bisa sampai nangis bombay gak karu2an*). aku tidak ingin menangis di depan mamaku apalagi di depan papaku. selain itu, memang di 5 hari pertama, kondisi papaku terlihat mulai membaik.
di ICU, keluarga tidak diperkenankan merawat/menemani 24 jam sehari. hanya boleh merawat di rentang waktu besuk. jam 8.30-10.30 dan jam 18.30-20.30.
papaku dibantu napas dg oksigen. jadi mulutnya sering kering. di kamar rawat inap biasa, kita sering memoleskan air di bibir dan lidahnya. di ruang ICU, suster2nya tentu gak seperhatian keluarga sendiri. baru sehari di ruang ICU, bibir dan lidah papaku dah terlihat kering dan memutih. kita sudah berpesan pada perawat utk sering memoleskan air. tapi .. what the h*ll... perawatnya mana peduli!!! main iya-iya aja...
kata papaku, mereka tidak melakukannya. dipanggil juga gak ada yg peduli, sementara papaku bisa berbicara, tapi suaranya lemah. memberi makan 'via selang' aja sampai basah pakaian papaku. tombol memanggil perawat yg ada di tempat tidur di ICU, ternyata tidak berfungsi.
papaku minta kami sering2 masuk dan nengokin dia. sementara kami tidak diperbolehkan masuk di luar jam besuk. duh Gusti ... !!!! hatiku hancur lebur ... dan ... runtuhlah tanggul air mataku! seruntuh-runtuhnya... sejadi-jadinya... dan sesak rasanya ketika aku harus sekuat tenaga menahan semuanya itu, karena aku tak ingin membuat mamaku malah ikut2an down.
tanggul air mataku runtuh kala harus melihat papaku terbaring tak berdaya di tempat tidur dg segala selang infus, kabel2 alat deteksi organ tubuh, kala papaku bilang susternya cuek-cuek .. kala papaku minta sering2 ditengokin ke dalam ruang ICU .. dan bisa merasakan betapa kesepiannya papaku di dalam ruang ICU tanpa didampingi setiap saat seperti kala di ruang rawat inap biasa ... kala aku tak bisa menemani lebih lama, karena tiket untuk perpanjang waktu kepulangan full semua sampai dg tgl 12 Sep. selain itu, working permit-ku pun segera kadaluarsa tgl 9 Sep dan harus diperbarui.
my beloved papa... lekaslah sembuh ! lekaslah keluar dari ruang ICU.
Oh, Gusti .. Tuhan Yesus .. sembuhkanlah kami .. sembuhkanlah papaku !
Tuhan Yesus .. sembuhkanlah kami
orang buta, orang congkak hati
dari sakit, sembuhkanlah kami
dari dosa, bersihkanlah kami, Tuhan Yesus...
posting ini ditulis juga sambil nangis bombay